Disusun Oleh : Kelompok
Tari Tohttps://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6501737230202007515#editor/target=post;postID=3516583379476877357peng
Anggota
:
Faisal Muhararan A
Hecal Rahadiansyah
KristaFauzi T
M. Irvan W
Mulyadi
Rifal Padilah
Kelas
: X-IIS 1
SMAN 1 CICURUG
PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini, dimana semakin
berkembang dengan pesatnya ilmu pengetahuan namun ada suatu hal yang tidak
dapat ditinggalkan/disembunyikan keberadaannya terutama di Indonesia yaitu
keanekaragaman budaya yang tidak dapat dimiliki oleh Negara lain.
Saat
ini kebudayaan Indonesia semakin tenggelam dengan kehadiran teknologi-teknologi
yang semakin canggih. Apalagi generasi muda saat ini kurang peduli dengan
kebudayaan Indonesia, khususnya kesenian kesenian seperti tari.
Adapun
tujuan penulisan makalah ini guna memenuhi tugas dari guru bidang studi Seni
Budaya, dan juga kita sebagai penerus bangsa diharapkan untuk menjaga dan
melestarikan salah satu warisan nenek moyang kita.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul tari sebagai sarana hiburan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas seni
budaya.
Makalah yang kami buat ini meliputi : karakteristik tari hiburan,
contoh-contoh tari hiburan, serta ragam gerak dari tari-tari hiburan tersebut.
Kepada Ibu Non. S yang
telah memberikan dorongan untuk menulis makalah ini, kami ucapkan terima kasih
yang setulus-tulusnya.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula
makalah yang kami buat ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, kami mohon saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Cicurug, September 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Pendahuluan
…………………..…………………………………………………………………………….. i
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………..………….
ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………..……
iii
Karaktesistik Tari Hiburan ……………..……………………………………………………………….
1
Contoh-Contoh Tari Hiburan
Tari Tayub ………………………………………………………………………………………………………
2
Tari ketuk tilu …………………………………………………………………………………………………
3
Tari Gandrung ………………………………………………………………………………………………..
4
Tari Serampang Dua Belas ……………………………………………………………………..………
5
Daftar Pustaka
...................................................................................................
6
iii
Karakteristik
Tari Hiburan
Tari hiburan adalah sebuah tarian yang menitik
beratkan pada hiburan, dan bukan pada segi keindahan. Tari hiburan pada umumnya
merupakan tari pergaulan.
Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan
hanya untuk di tonton. Tari ini memiliki tujuan hiburan pribadi lebih
mementingkan kenikmatan dalam menarikan. Tari hiburan disebut tari gembira, pada
dasarnya tarian gembira tidak bertujuan untuk ditonton akan tetapi tarian ini
cenderung untuk kepuasan para penarinya itu sendiri. Keindahan tidak
diutamakan, tetapi mementingkan kepuasan individual, bersifat spontanitas dan
improvisasi. Ciri – ciri tari hiburan :
mudah
melibatkan peserta
pakaiannya
bebas
relative
mudah dipelajari
mood
yang bergembira ria
unsur
gerak gembira dan bebas
contoh tari hiburan tari tayub (jatim,
jateng), ketuk tilu (jabar), gandrung (banyuwangi), serampang dua belas
(Sumatra).
1
TARI TAYUB
Tari Tayub, atau acara
Tayuban, merupakan salah satu kesenian Jawa
Tengah yang mengandung unsur keindahan dan keserasian gerak. Tarian ini
mirip dengan tari Jaipong dari Jawa Barat. Unsur keindahan diiikuti dengan
kemampuan penari
dalam melakonkan tari yang dibawakan. Tari tayub mirip dengan tari Gambyong
yang lebih populer dari Jawa
Tengah. Tarian ini biasa digelar pada acara pernikahan,
khitan
serta acara kebesaran misalnya hari kemerdekaan Republik Indonesia. Perayaan kemenangan dalam
pemilihan kepala desa, serta acara bersih desa.
Anggota yang ikut dalam kesenian ini terdiri dari sinden,
penata gamelan
serta penari khususnya wanita. Penari tari tayub bisa dilakukan sendiri atau bersama, biasanya
penyelenggara acara (pria). Pelaksanaan acara dilaksanakan pada tengah malam antara
jam 9.00-03.00 pagi.
Penari tarian tayub lebih dikenal dengan inisiasi ledhek.
Tari tayub merupakan tarian pergaulan yang disajikan untuk
menjalin hubungan sosial masyarakat. beberapa tokoh agama islam menganggap tari
tayub melanggar etika agama , dikarenakan tarian ini sering dibarengi dengan
minum minuman keras. pada saat menarikan tari tayub sang penari wanita yang
disebut ledek mengajak penari pria dengan cara mengalungkan selendang yang
disebut dengan sampur kepada pria yang diajak menari tersebut. serinng terjadi
persaingaan antara penari pria yang satu dengan penari pria lainnya, persaingan
ini ditunjukkan dengan cara memberi uang kepada Tledek (istilah penari
tayub wanita).persaingan ini sering menimbulkan perselisihan antara penari
pria.
2
TARI KETUK TILU
Ketuk Tilu adalah suatu
tarian pergaulan cikal bakal Jaipongan yang berasal dari Jawa Barat dan
sekaligus hiburan yang biasanya diselenggarakan pada acara pesta perkawinan,
acara hiburan, penutupan kegiatan, atau diselenggarakan secara khusus di suatu
tempat yang cukup luas.
Istilah ketuk tilu
diambil dari alat musik pengiringnya, yaitu 3 buah ketuk (bonang) yang
memberikan pola irama rebab, kendang (gendang), Indung (besar), kulanter (kecil)
untuk mengatur dinamika tari/ kendang yang diiringi kecrek dan goong.
Dahulu, Ketuk Tilu adalah
upacara menyambut panen padi sebagai rasa terima kasih kepada Dwi Sri. Upacara
ini dilakukan pada waktu malam hari, dengan seorang gadis diiringi bunyi-bunyian
yang berhenti di tempat luas. Sekarang ketuk tilu menjadi tarian pergaulan dan
hiburan, penutup suatu kegiatan, atau digelar pada acara-acara tertentu.
Pertunjukan tari ketuk tilu sering dilakukan semalam suntuk.
Kostum yang di pakai
penari wanita ketuk tilu adalah kebaya, sinjang (celana panjang), sabuk, dan
beragam aksesoris, seperti gelang dan kalung.
Sedangkan untuk penari pria, mengenakan baju kampret warna gelap, celana
pangsi, ikat kepala, dan sabuk kulit.
3
TARI
GANDRUNG BANYUWANGI
Kata
""Gandrung"" diartikan sebagai terpesonanya masyarakat
Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang membawa kesejahteraan
bagi masyarakat.
Penari
Gandrung bersama gamelannya (foto diambil tahun 1910-1930)
Tarian
Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap
habis panen. Kesenian ini masih satu genre
dengan seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di Bali,
dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama
tamu (terutama pria) dengan iringan musik
(gamelan). Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan
dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali. Tarian dilakukan
dalam bentuk berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki
(pemaju) yang dikenal dengan "paju"
Bentuk
kesenian yang didominasi tarian dengan orkestrasi khas ini populer di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa,
dan telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika
Banyuwangi selalu diidentikkan dengan gandrung. Kenyataannya, Banyuwangi sering
dijuluki Kota Gandrung dan
patung penari gandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi.
Gandrung sering
dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan,
tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi
maupun wilayah lainnya. Menurut kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak
sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga menjelang subuh (sekitar pukul 04.00)
4
TARI SERAMPANG DUA BELAS
tari serampang dua belas merupakan
salah satu tarian budaya asal sumetera utara yang berkembang pada masa
Kesultanan Serdang. Tarian ini diciptakan
oleh Sauti pada tahun 1940-an dan diubah ulang oleh penciptanya antara tahun
1950-1960 . Sebelum bernama
Serampang Duabelas, tarian ini bernama Tari Pulau Sari, sesuai dengan judul
lagu yang mengiringi tarian ini, yaitu lagu Pulau Sari.
Tari Serampang Duabelas berkisah tentang cinta suci dua anak manusia yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri dengan pernikahan yang direstui oleh kedua orang tua sang dara dan teruna. Oleh karena menceritakan proses bertemunya dua hati tersebut, maka tarian ini biasanya dimainkan secara berpasangan, laki-laki dan perempuan. Namun demikian, pada awal perkembangannya tarian ini hanya dibawakan oleh laki-laki karena kondisi masyarakat pada waktu itu melarang perempuan tampil di depan umum, apalagi memperlihatkan lenggak-lenggok tubuhnya .
hingga sekarang tarian ini masih banyak yang menggemarinya. bukan dari kalangan indonesia saja namun dari kalangan mancanegara pun turut antusias melihat tarian ini.
Tari Serampang Duabelas berkisah tentang cinta suci dua anak manusia yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri dengan pernikahan yang direstui oleh kedua orang tua sang dara dan teruna. Oleh karena menceritakan proses bertemunya dua hati tersebut, maka tarian ini biasanya dimainkan secara berpasangan, laki-laki dan perempuan. Namun demikian, pada awal perkembangannya tarian ini hanya dibawakan oleh laki-laki karena kondisi masyarakat pada waktu itu melarang perempuan tampil di depan umum, apalagi memperlihatkan lenggak-lenggok tubuhnya .
hingga sekarang tarian ini masih banyak yang menggemarinya. bukan dari kalangan indonesia saja namun dari kalangan mancanegara pun turut antusias melihat tarian ini.
5
DAFTAR PUSTAKA
6
0 comments:
Post a Comment