KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur saya
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya kelompok
kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah Indonesia yang membahas tentang Kerajaan
Kediri ini.
Makalah
yang kami buat ini meliputi : Sejarah Perkembangan Kerajaan Kediri, Letak
Kerajaan, Nama-nama Rajanya, Kehidupan Kerajaan, dan Kemunduran/Kehancuran dari
Kerajaan Kediri ini. Selain itu, disini kami juga melampirkan isi yang singkat
sehingga mudah untuk dipahami.
Kepada
Ibu Cucu R yang telah memberikan dorongan untuk menulis makalah ini, kami
ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya.
Akhir
kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula makalah yang kami buat ini
masih belum sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami mohon
saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua.
Cicurug, Nopember
2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ……………………..........…………………………………....... i
Daftar
Isi ………………........……………………………………………....…. ii
BAB
I Pendahuluan
…….........…………………………………………........ 1
A. Latar
Belakang ………………........………………………....………….. 1
B. Rumusan
Masalah ……………….........…………………………...…..... 1
C. Tujuan
Penulisan ………………..............………......................……..… 1
BAB II
Pembahasan ……………………………………………..……...... 2-14
A. Letak
Kerajaan Kediri …………….………………….......……........….. 2
B. Sumber
Sejarah Kerajaan Kediri ……………………….......…..…...….. 2
C. Nama-nama
Raja Kerajaan Kediri ………………………............……… 3
D. Kehidupan
Kerajaan Kediri …………………………...….......……..….. 6
E. Kemunduran/Kehancuran
Kerajaan Kediri …………...…......……...… 14
BAB
III Penutup …………………………………………………....………... 15
A. Simpulan
…………....………………………………………....………. 15
B. Saran
…………………………………………………………...…...…. 15
Daftar
Pustaka ……………………………………….………………......…… 16
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam pelajaran sejarah di SD & SMP, kita pernah belajar tentang kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang pernah berdiri di Indonesia, salah satunya adalah Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri adalah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12, tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram kuno. Pusat kerajaannya terletak di dekat tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Ibukota kerajaan ini adalah Daha (yang berarti kota api), yang terletak di sekitar kota Kediri sekarang. Untuk lebih jelasnya, kami membuat makalah ini dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui tentang Kerajaan Kediri, sehingga pembaca dapat memahami dan mengetahui salah satu kerajaan besar di Jawa Timur ini.
B. Rumusan Masalah
Dalam pelajaran sejarah di SD & SMP, kita pernah belajar tentang kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang pernah berdiri di Indonesia, salah satunya adalah Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri adalah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12, tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram kuno. Pusat kerajaannya terletak di dekat tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Ibukota kerajaan ini adalah Daha (yang berarti kota api), yang terletak di sekitar kota Kediri sekarang. Untuk lebih jelasnya, kami membuat makalah ini dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui tentang Kerajaan Kediri, sehingga pembaca dapat memahami dan mengetahui salah satu kerajaan besar di Jawa Timur ini.
B. Rumusan Masalah
1.
Dimana letak lokasi Kerajaan Kediri?
2.
Apa saja sumber sejarah Kerajaan Kediri?
3.
Siapa saja Raja-raja yang pernah
memerintah di Kerajaan Kediri?
·
Siapakah pendiri Kerajaan Kediri?
·
Siapakah Raja yang paling terkenal di Kerajaan
Kediri?
·
Siapakah Raja terakhir yang memerintah
di Kerajaan Kediri?
4.
Bagaimana aspek kehidupan Kerajaan
Kediri?
·
Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di
bidang politik?
·
Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di
bidang agama?
·
Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di
bidang ekonomi?
·
Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di
bidang sosial budaya?
·
Apa saja hasil budaya dari Kerajaan
Kediri?
5.
Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Kediri?
C.
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Umum : Untuk mengetahui tentang berdiri Kerajaan Kediri, masa pemerintahan Kerajaan Kediri, aspek kehidupan di Kerajaan Kediri, dan masa kehancuran atau kemunduran Kerajaan Kediri.
2. Khusus : Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia mengenai materi kelas X tentang Kerajaan-Kerajaan pada masa Hindu-Budha di Indonesia.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Umum : Untuk mengetahui tentang berdiri Kerajaan Kediri, masa pemerintahan Kerajaan Kediri, aspek kehidupan di Kerajaan Kediri, dan masa kehancuran atau kemunduran Kerajaan Kediri.
2. Khusus : Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia mengenai materi kelas X tentang Kerajaan-Kerajaan pada masa Hindu-Budha di Indonesia.
1
BAB
II
PEMBAHASAN
LETAK KERAJAAN KEDIRI
Letak Kerajaan Kediri terdapat di Jawa Timur, berada di sebelah selatan sungai
Brantas, Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar kota
Kediri sekarang.
SUMBER SEJARAH KERAJAAN
KEDIRI
1). Prasasti
v Prasasti
Sirah Keting (1104 M), yang memuat tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat
desa oleh Raja Jayawarsa.
v Prasasti
yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono yang berisi masalah keagamaan, diperkirakan
berasal dari Raja Bameswara (117-1130 M).
v Prasasti
Ngantang (1135), yang menyebutkan tentang Raja Jayabaya yang memberikan hadiah
kepada rakyat Desa Ngantang sebidang tanah yang bebas dari pajak.
v Prasasti
Jaring (1181 M) dari Raja Gandra yang memuat tentang sejumlah nama-nama hewan
seperti Kebo Waruga dan Tikus Finada.
v Prasasti
Kamulan (1194 M), yang menyatakan bahwa pada masa pemerintahan Raja Kertajaya,
Kerajaan Kediri telah berhasil mengalahkan musuh yang telah memusuhi istana di
Katang-katang.
2
2). Berita Asing
Berita asing tentang Kerajaan Kediri sebagian besar
diperoleh dari berita Cina. Berita cina ini merupakan kumpulan berita dari para
pedagang Cina yang melakukan kegiatan perdagangan di kerajaan Kediri. Seperti
Kronik Cina bernama Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua (1220 M). buku ini banyak
mengambil cerita dari buku Ling Wai Tai Ta (1778 M) karangan Chu Ik Fei. Kedua
buku ini menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan ke-13 M.
RAJA-RAJA KERAJAAN
KEDIRI
AIRLANGGA
Airlangga
(Bali, 990 - Belahan, 1049) atau sering pula ditulis Erlangga, adalah
pendiri Kerajaan Kahuripan,
yang memerintah 1009-1042 dengan gelar abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri
Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa. Sebagai seorang raja, ia
memerintahkan Mpu Kanwa untuk mengubah Kakawin Arjunawiwaha
yang menggambarkan keberhasilannya dalam peperangan. Di akhir masa
pemerintahannya, kerajaannya dibelah dua menjadi Kerajaan
Kadiri dan Kerajaan
Janggala bagi kedua putranya. Nama Airlangga sampai saat ini
masih terkenal dalam berbagai cerita rakyat, dan sering diabadikan di berbagai
tempat di Indonesia.
a. SAMARAWIJAYA (1042)
Samarawijaya
adalah putra Airlangga. Ia merupakan Raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan
Kediri, Samarawijaya tidak diketahui dengan pasti berlangsung berapa lama masa
pemerintahannya. Kemungkinan Raja Samarawijaya memulai pemerintahannya pada
saat pemisahan Kerajaan oleh Airlangga, yaitu sekitar tahun 1042. Tahun itu
merupakan tahun yang sama dengan tahun yang tertulis di Prasasti Pamwatan.
b. JAYASWARA (1104-1115)
Raja
kedua Kerajaan Kediri adalah Sri Jayawarsa, yang disebut dalam Prasasti Sirah
Keting (1104), namun belum dipastikan bahwa ia pengganti langsung Samarawijaya
atau bukan. Ia merupakan Raja yang sangat giat memajukan sastra sehingga ia
dikenal dengan gelar Sastra Prabu (Raja Sastra). Pada masanya Kresnayana
dikarang Mpuh Triguna.
3
c. BAMESWARA (1115-1135)
Raja
ketiga Kerajaan Kediri adalah Sri Bameswara yang disebut dalam Prasasti
Pandegelan I (sekitar 1116/ 1117), Prasasti Panumbangan (1120), dan Prasasti
Tangkilan (1130).
d. JAYABHAYA (1135-1157)
Raja
keempat sekaligus Raja terbesar Kerajaan Kediri adalah Sri Jayabhaya yang
disebutkan dalam Prasasti Hantang (1135), Prasasti Talan (1136), dan Kakawin
Bharatayuddha (1157). Jayabhaya merupakan Raja yang menjadi kenangan bagi
rakyatnya, karena pada masa pemerintahnnya Kerajaan Kediri berhasil menaklukan
Kerajaan Jenggala dan berhasil mencapai puncak kejayaan Kerajaan Kediri.
e. SARWESWARA (1159-1169)
Raja
kelima Kerajaan Kediri adalah Sri Sarweswara yang disebutkan dalam Prasasti
Pandegelan II (1159) dan Prasasti Kahyunan (1161).
f. ARYESWARA (1169-1180/1181)
Raja
keenam Kerajaan Kediri adalah Sri Aryeswara yang disebutkan dalam Prasasti
Meleri (1169) dan Prasasti Angin Tahun (1171).
g. SRI GANDHRA (1181-1182)
Raja ketujuh Kerajaan Kediri adalah
Sri Gandhra yang disebutkan dalam Prasasti Jaring (1181), masa pemerintahannya
selama kurang lebih satu tahun.
h. KAMESWARA (1182-1194)
Raja kedelapan Kerajaan Kediri
adalah Sri Kameswara yang disebutkan dalam Prasasti Ceker (1182) dan dalam
Kakawin Smaradhana. Dalam Kakawin dikisahkan tentang perkawinan antara
Kameswara dengan Putri Jenggala.
i. KERTAJAYA (1194-1222)
Raja
kesembilan sekaligus Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Kertajaya yang
disebut dalam Prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194), Prasasti
Palah (1197), Prasasti Wates Kulon (1205), dan Kakawin Negarakertagama serta
Kakawin Pararaton.
4
Dalam Kakawin dikisahkan tentang perang Ganter
saat masa akhir pemerintahan Raja Kertajaya. Raja ini memiliki gelar “
Sri Maharaja Sri Sarweswara Triwikramawatarananindita Srengga Digjayattunggadewanama”.
Dalam tahun 1122 M Kertajaya
dikalahkan oleh Ken Arok. Dengan kekalahan Kertajaya itu berakhir pula
kerajaan Kediri.
j. JAYAKATWANG (1292-1293)
Jayakatwang juga merupakan Raja yang berhasil membangun kembali Kerajaan
Kediri setelah berhasil memberontak terhadap Singosari sekaligus membunuh Raja
Kertanegara. Namun, keberhasilannya hanya bertahan setahun akibat serangan
menantu Kertanegara dan pasukan Mongol, sehingga runtuhlah Kerajaan Kediri.
Dari
Raja-Raja di atas, dapat diperoleh informasi, bahwa:
§ Pendiri Kerajaan Kediri adalah
Airlangga, dengan Raja Pertamanya adalah Samarawijaya.
§ Raja terkenal di Kerajaan Kediri
adalah Jayabhaya.
§ Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah
Kertajaya, namun berhasil dibangun kembali oleh Jayakatwang meskipun hanya
bertahan satu tahun saja. Jadi bisa dikatakan juga bahwa raja terakhir Kerajaan
Kediri adalah Jayakatwang.
5
KEHIDUPAN KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kediri merupakan kerajaan yang berdiri pada abad XI
Masehi dan merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan yang didirikan
oleh Mpu Sindok dari Dinasti Isyana. Kerajaan ini terletak di wilayah pedalaman
Jawa Timur. Kerajaan ini merupakan hasil dari pembagian wilayah Kerajaan Medang
Kamulan yang dibagi menjadi dua yakni Panjalu dan Jenggala.
Nama Keraajaan Kediri sebelumnya adalah Panjalu.
Adapun kehidupan politik, agama, ekonomi, sosial dan budaya
pada masa Kerajaan Kediri adalah sebagai berikut :
a. Kehidupan Politik
Raja pertama Kediri adalah Samarawijaya. Selama menjadi Raja
Kediri, Samarawijaya selalu berrselisih paham dengan saudaranya, Mapanji
Garasakan yag berkuasa di Jenggala. Keduanya merasa berhak atas seluruh takhta
Raja Airlangga (Kerajaan Medang Kamulan) yang meliputi hampir seluruh wilayah
Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah. Akhirnya perselisihan tersebut menimbulkan
perang saudara yang berlangsung hingga tahun 1052. Peperangan tersebut dimenangkan
oleh Samarawijaya dan berhasil menaklukan Jenggala.
Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Jayabaya. Saat itu wilayah kekuasaan Kediri meliputi seluruh bekas
wilayah Kerajaan Medang Kamulan. Selama menjadi Raja Kediri, Jayabaya berhasil
kembali menaklukan Jenggala yanga sempat memberontak ingin memisahkan diri dari
Kediri. Keberhasilannya tersebut diberitakan dalam prasasti Hantang yang
beraangka tahun 1135.
6
Prasasti ini memuat
tulisan yang berbunyi Panjalu jayati yang artinya Panjalu menang.
Prasasti tersebut dikeluarkan sebagai piagam pengesahan anugerah dari Jayabaya
untuk penduduk Desa Hantang yang setia pada Kediri selam perang melawan
Jenggala.
Sebagai kemenangan atas Jenggala, nama Jayabaya diabadikan
dalam kitab Bharatayuda. Kitab ini merupakn kitab yang digubah oleh Mpu Sedah
dan Mpu Panuluh. Bharatayuda memuat kisah perang perbutan takhta Hastinapura
antara keluarga Pandhawa daan Kurawa. Sejarah pertikaian anatar Panjalu dan
Jenggala mirip dengan kisah tersebut sehingga kitab Bharatayuda dianggap
sebagai legitimasi (klaim) Jayabaya untuk memperkuat kekuasaannya atas seluruh
wilayah bekas Kerajaan Medang Kamulan.
Selain itu, untuk menunjukkan kebesaran dan kewibawaan
sebagai Raja Kediri, Jayabaya menyatakan dirinya sebagai keturunan Airlangga
dan titisan Dewa Wisnu. Selanjutnya ia mengenakan lencana narasinga sebagai
lambang Kerajaan Kediri.
Pada masa pemerintahan Ketajaya Kerajaan Kediri mulai
mengalami kemunduran. Raja Kertajaya membuat kebijakan yang tidak populer
dengan mengurangi hak-hak brahmana. Kondisi ini menyebabkan banyak brahmana
yang mengungsi ke wilayah Tumapel yang dkuasai oleh Ken Arok. Melihat kejadian
ini Kertajaya memutuskan untuk menyerang Tumapel. Akan tetapi pertempuran di
Desa Ganter, pasukan Kediri mengalami kekalahan dan Kertajaya terbunuh. Sejak
saat itu Kerajaan Kediri berakhir dan kedudukannya digantikan oleh Singasari.
b.
Kehidupan Agama
Masyarakat Kediri memiliki kehidupan agama yang sangat
religius. Mereka menganut ajaran agama Hindu Syiwa. Hal ini terlihat dari
berbagai peninggalan arkeolog yang ditemukan di wilayah Kediri yakni berupa
arca-arca di candi Gurah dan Candi Tondowongso. Arca-arca tersebut menunjukkan
latar belakang agama Hindu Syiwa. Para penganut agama Hindu Syiwa menyembah
Dewa Syiwa, karena merekaa mempercayai bahwa Dewa Syiwa dapat menjelma menjadi
Syiwa Maha Dewa (Maheswara), Dewa Maha Guru, dan Makala. Salah satu pemujaan
yang dilakukan pendeta adalah dengan mengucapkan mantra yang disebut Mantra
Catur Dasa Syiwa atau empat belas wujud Syiwa.
7
c.
Kehidupan Ekonomi
Perekonomian di Kediri bertumpu pada sektor pertanian dan
perdagangan. Sebagai kerajaan agraris, Kediri memiliki lahan pertanian yang
baik di sekitar Sungai Brantas. Pertanian menghasilkan banyak beras dan
menjadikannya komoditas utama perdagangan. Sektor perdagangan Kediri
dikembangkan melalui jalur pelayaran Sungai Brantas. Selain beras,
barang-barang yang diperdagangkan di Kediri antara lian emas, perak, kayu
cendana, rempah-rempah, dan pinang.
Pedagang Kediri memiliki peran penting dalam perdagangan di
wilyah Asia. Mereka memperkenalkan rempah-rempah diperdagangan dunia. Mereka
membawa rempah-rempah ke sejumlah Bandar di Indonesia bagian barat, yaitu
Sriwijay daan Ligor. Selanjutnya rempah-rempah dibawa ke India, Teluk Persia,
Luat Merah. Komoditas ini kemudian diangkut oleh kapal-kapal Venesia menuju
Eropa. Dengan demikian, melalui Kediri wilayah Maluku mulai dikenal dalam lalu
lintas perdagangan dunia.
d.
Kehidupan Sosial Budaya
Pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, struktur pemerintahan
Kerajaan Kediri sudah teratur. Berdasarkan kedudukannya dalam pemerintahan,
masyarakat Kedri dibedakan menjadi tiga golongan sebagai berikut :
1.
Golongan masyarakat pusat (kerajaan),
yaitu masyarakat yang terdapat dalam lingkungan raja dan beberapa kaum
kerabatnya serta kelompok pelayannya.
2.
Golongan masyarakat thani (daerah),
yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas
pemerintahan di wilyah thani (daerah).
3.
Golongan masyarakat nonpemerintah,
yaitu golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan
pemerintah secara resmi.
Kehidupan
budaya Kerajaan Kediri terutama dalam bidang sastra berkembang pesat. Pada masa
pemerintahan Jayabaya kitab Bharatayuda berhasil digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu
Panuluh. Selain itu Mpu Panuluh menulis kitab Hariwangsa dan Gatotkacasrayaa.
Selanjutnya pada masa pemerintahan Kameswara
muncul kitab Smaradhahana yang ditulis oleh Mpu Dharmaja serta kirab
Lubdaka dan Wertasancaya yang ditulis oleh Mpu Tanakung. Pada masa pemerintahan
Kertajaya terdapat Pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis kitab
Sumansantaka dan Mpu Triguna yang menulis kitab Kresnayana.
8
e. Hasil
Budaya
adapun
hasil budaya dari Kerajaan Kediri antara lain :
1. Candi Penataran
Candi termegah dan terluas di
Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara
Blitar, pada ketinggian 450 meter dpl. Dari prasasti yang tersimpan di bagian
candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan
Kediri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa
pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415
2. Candi Gurah
Candi Gurah terletak di
kecamatan di Kediri, Jawa Timur. Pada tahun 1957 pernah ditemukan sebuah candi
yang jaraknya kurang lebih 2 km dari Situs Tondowongso yang dinamakan Candi
Gurah namun karena kurangnya dana kemudian candi tersebut dikubur kembali
3. Candi Tondowongso
Situs Tondowongso merupakan situs temuan purbakala yang ditemukan
pada awal tahun 2007 di Dusun Tondowongso, Kediri, Jawa Timur.
9
Situs seluas lebih dari satu
hektare ini dianggap sebagai penemuan terbesar untuk periode klasik sejarah
Indonesia dalam 30 tahun terakhir (semenjak penemuan Kompleks Percandian
Batujaya), meskipun Prof.Soekmono pernah menemukan satu arca dari lokasi yang
sama pada tahun 1957. Penemuan situs ini diawali dari ditemukannya sejumlah
arca oleh sejumlah perajin batu bata setempat.
Berdasarkan bentuk dan gaya tatahan arca yang ditemukan, situs ini
diyakini sebagai peninggalan masa Kerajaan Kediri awal (abad XI), masa-masa
awal perpindahan pusat politik dari kawasan Jawa Tengah ke Jawa Timur. Selama
ini Kerajaan Kediri dikenal dari sejumlah karya sastra namun tidak banyak
diketahui peninggalannya dalam bentuk bangunan atau hasil pahatan.
4. Arca Buddha
Vajrasattva
Arca Buddha Vajrasattva ini
berasal dari zaman Kerajaan Kediri (abad X/XI). Dan sekarang merupakan Koleksi
Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman
5. Prasasti Kamulan
Prasasti Kamulan ini berada di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa
Timur. Prasasti ini dibuat dan dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja
Kertajaya, pada tahun 1194 Masehi, atau 1116 Caka. Melalui prasasti ini
disebutkan bahwa hari jadi dari Kabupaten Trenggalek sendiri tepatnya pada hari
Rabu Kliwon, tanggal 31 Agustus 1194.
10
6.
Prasasti Galunggung
Prasasti Galunggung memiliki tinggi sekitar 160 cm, lebar atas 80
cm, lebar bawah 75 cm. Prasasti ini terletak di Rejotangan, Tulungagung. Di
sekeliling prasasti Galunggung banyak terdapat tulisan memakai huruf Jawa kuno.
Tulisan itu berjajar rapi. Total ada 20 baris yang masih bisa dilihat mata.
Sedangkan di sisi lain prasasti beberapa huruf sudah hilang lantaran rusak
dimakan usia. Di bagian depan, ada sebuah lambang berbentuk lingkaran. Di
tengah lingkaran tersebut ada gambar persegi panjang dengan beberapa logo.
Tertulis pula angka 1123 C di salah satu sisi prasasti.
7. Prasasti Jaring
Prasasti Jaring yang bertanggal 19 November 1181. Isinya berupa
pengabulan permohonan penduduk desa Jaring melalui Senapati Sarwajala tentang
anugerah raja sebelumnya yang belum terwujud.vDalam prasasti tersebut diketahui
adanya nama-nama hewan untuk pertama kalinya dipakai sebagai nama depan para
pejabat Kadiri, misalnya Menjangan Puguh, Lembu Agra, dan Macan Kuning.
11
8. Candi Tuban
Pada tahun 1967, ketika gelombang tragedi 1965 melanda
Tulungagung. Aksi Ikonoklastik, yaitu aksi menghancurkan ikon – ikon kebudayaan
dan benda yang dianggap berhala terjadi. Candi Mirigambar luput dari
pengrusakan karena adanya petinggi desa yang melarang merusak candi ini dan
kawasan candi yang dianggap angker.
Massa pun beralih ke Candi Tuban, dinamakan demikian karena candi
ini terletak di Dukuh Tuban, Desa Domasan, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten
Tulungagung. Candi ini terletak sekitar 500 meter dari Candi Mirigambar. Candi
Tuban sendiri hanya tersisa kaki candinya. Setelah dirusak, candi ini dipendam
dan kini diatas candi telah berdiri kandang kambing, ayam dan bebek.
Menurut Pak Suyoto, jika warga mau kembali menggalinya, maka kira
– kira setengah sampai satu meter dari dalam tanah, pondasi Candi Tuban bisa
tersingkap dan relatif masih utuh. Pengrusakan atas Candi Tuban juga didasari
legenda bahwa Candi Tuban menggambarkan tokoh laki – laki Aryo Damar, dalam
legenda Angling Dharma dan jika sang laki – laki dihancurkan, maka dapat
dianggap sebagai kemenangan.
9. Prasasti Panumbangan
Pada tanggal 2 Agustus 1120 Maharaja Bameswara mengeluarkan
prasasti Panumbangan tentang permohonan penduduk desa Panumbangan agar piagam
mereka yang tertulis di atas daun lontar ditulis ulang di atas batu. Prasasti
tersebut berisi penetapan desa Panumbangan sebagai sima swatantra oleh raja
sebelumnya yang dimakamkan di Gajapada. Raja sebelumnya yang dimaksud dalam
prasasti ini diperkirakan adalah Sri Jayawarsa.
12
10. Prasasti Talan
Prasasti Talan/ Munggut terletak di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar.
Prasasti ini berangka tahun 1058 Saka (1136 Masehi). Cap prasasti ini adalah
berbentuk Garudhamukalancana pada bagian atas prasasti dalam bentuk badan
manusia dengan kepala burung garuda serta bersayap. Isi prasasti ini berkenaan
dengan anugerah sima kepada Desa Talan yang masuk wilayah Panumbangan
memperlihatkan prasasti diatas daun lontar dengan cap kerajaan Garudamukha yang
telah mereka terima dari Bhatara Guru pada tahun 961 Saka (27 Januari 1040
Masehi) dan menetapkan Desa Talan sewilayahnya sebagai sima yang bebas dari
kewajiban iuran pajak sehingga mereka memohon agar prasasti tersebut
dipindahkan diatas batu dengan cap kerajaan Narasingha.
Raja Jayabhaya mengabulkan permintaan warga Talan karena kesetiaan
yang amat sangat terhadap raja dan menambah anugerah berupa berbagai macam hak
istimewa.
13
KEMUNDURAN/KEHANCURAN KERAJAAN
KEDIRI
Kerajaan
Kediri runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya, dan dikisahkan dalam Pararaton
dan Nagarakertagama. Pada tahun 1222 Kertajaya sedang berselisih melawan kaum
Brahmana, perselisihan ini terjadi karena Raja Kertajaya memerintahkan kaum
Brahmana untuk menyembah dia sebagai raja, namun para kaum Brahmana menolak dan
kemudian meminta perlindungan Ken Arok akuwu Tumapel. Kebetulan Ken Arok juga
bercita-cita memerdekakan Tumapel yang merupakan daerah bawahan Kediri. Perang
antara Kediri dan Tumapel terjadi dekat Desa Ganter. Pasukan Ken Arok berhasil
menghancurkan pasukan Kertajaya. Dengan demikian, berakhirlah masa Kerajaan
Kediri, yang sejak saat itu kemudian menjadi bawahan Tumapel atau Singhasari.
Setelah
Ken Arok mengangkat Kertajaya, Kediri menjadi suatu wilayah dibawah kekuasaan
Singhasari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya sebagai bupati
Kediri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama Sstrajaya. Pada
tahun 1271 Sastrajaya digantikan putranaya, yaitu Jayakatwang.
Jayakatwang memberontak terhadap
Singhasari yang dipimpin oleh Kertanegara, karena dendam masa lalu dimana
leluhurnya Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok. Setelah berhasil membunuh
Kertanegara, Jayakatwang membangun kembali kerajaan Kediri, namun hanya
bertahan satu tahun dikarenakan serangan gabungan yang dilancarkan oleh pasukan
Mongol dan pasukan menantu Kertanegara, Raden Wijaya.
14
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan
analisa kami dari sejumlah referensi yang saya baca, kami dapat menyimpulkan
beberapa hal tentang Kerajaan Kediri yaitu :
Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan
yang besar yang pernah berkuasa di Nusantara. Kerajaan Kediri sudah ada sebelum
Raja Airlangga membagi Kerajaan Mataram Kuno menjadi dua bagian.
Kerajaan Kediri sempat menjadi kerajaan yang
kaya dan disegani di Asia. Kerajaan Kediri mengalami 2 kali pendirian masa,
yang pertama saat Airlangga membagi Kerajaan Mataram Kuno, yang kedua saat
Jayakatwang berhasil mengalahkan Kertanegara.
SARAN
Sebenarnya
terbentuknya Kerajaan Kediri ini dapat kita telusuri dari sejarah Kerajaan
Medang Kamulan, yaitu merupakan Kerajaan lanjutan dari Mataram Lama di Jawa
Tengah. Letak Kerajaan Medang Kamulan berada di wilayah Jawa Timur. Kerajaan
Medang Kamulan menjadi kerajaan tersendiri sejak Mpu Sindok membentuk Dinasti
Baru yaitu Isyana.
Menurut
Ir. Soekarno beliau berkata “JASMERAH” Jangan Lupakan Sejarah, maka kita
penerima warisan (sejarah) hendaknya lebih giat lagi mencari pengetahuan
mengenai sejarah-sejarah masa lampau. Contoh kecil adalah mencari peristiwa apa
saja yang terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian
kita akan menambah rasa patriotisme (cinta tanah air) yang sebagai
pemuda-pemudi bangsa sangat penting memiliki jiwa tanah air, guna membangun
bangsa yang lebih baik lagi.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
makasih gan atas infonya
ReplyDeleteup
Thanks.. Sangat Bermanfaat
ReplyDelete