Wednesday, 4 September 2019

HUBUNGAN MEDIA TELEVISI DENGAN INTERAKSI SOSIAL

HUBUNGAN MEDIA TELEVISI DENGAN INTERAKSI SOSIAL

            Media adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi, pesan/berita dan lain-lain, baik secara aktif maupun pasif. Sedangkan Televisi sendiri adalah sebuah alat media untuk menyampaikan informasi bagi seluruh masyarakat, dengan tampilan audio-visual satu arah. Media televisi ini, merupakan sebuah program yang diminati oleh banyak orang di seluruh dunia, karena menampilkan program-program yang menarik.
             Salah satu negara yang memiliki banyak peminat televisinya adalah Indonesia. Oleh karena itu, banyak sekali stasiun-stasiun televisi di Indonesia yang membuat berbagai tayangan, seperti : acara berita, reality show, infotainment, musik, olahraga, film, iklan-iklan dan lain-lain.
             Ketika kita menonton televisi, pasti sering melibatkan yang namanya interaksi antara kita (sebagai penonton) dengan acara televisi itu. Maksudnya ada hubungan timbal balik yang saling memengaruhi, baik formal maupun informal, baik langsung maupun tidak langsung. interaksi sosial ini akan terjadi apabila salah satu pihak memberikan stimulus atau aksi dan pihak lain memberikan respon atau reaksi. Syarat terjadinya interaksi tersebut adalah adanya kontak sosial dan komunikasi.
            Kontak sendiri artinya bersama-sama menyentuh, karena berasal dari bahasa latin : cum yang berarti bersama-sama dan tangeree yang berarti menyentuh. Namun, kontak itu tidak hanya terjadi melalui hubungan fisik saja, sebab kita dapat melakukan kontak dengan sebuah acara ditelevisi tanpa harus saling menyentuh. Seperti kita berbicara lewat telepon atau melakukan dialog interaktif dengan acara tv tersebut. Itu termasuk kedalam contoh kontak sekunder langsung. Mengapa demikian? Karena kontak sendiri ada yang bersifat primer, ada juga yang bersifat sekunder. Yang bersifat primer terjadi karena kita berinteraksi secara langsung, seperti bertatap muka dan bersalaman. Sedangkan kontak sekunder terjadi ketika kita berinteraksi menggunakan perantara. perantara disini bisa percakapan melalui telepon (kontak sekunder langsung) atau melalui perantara orang lain (kontak sekunder tidak langsung).
            Saat kita melakukan dialog interaktif, selain kita melakukan kontak, kita bisa juga melakukan komunikasi. Komunikasi adalah pengirirman atau penerimaaan pesan/berita antara dua orang atau lebih, sehingga pesan yang dimaksud itu dapat dipahami. Biasanya disini kita berperan sebagai orang yang menerima pesan (komunikan) dari acara tersebut, sedangkan pihak disana sebagai komunikator, karena sebagai orang yang menyampaikan pesan kepada komunikan (kita). Setelah itu ada yang namanya efek, yaitu perubahan yang terjadi pada komunikan (kita) setelah kita menerima pesan dari komunikator (acara tersebut). Syarat dari komunikasi ini adalah komunikan harus dapat memahami apa yang ingin disampaikan oleh komunikator..
Disisi lain, terkadang kita sering mengikuti gaya-gaya di televisi atau yang disebut  dengan imitasi. Imitasi sendiri adalah tindakan untuk meniru orang lain. Imitasi ini dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk, misalnya : tingkah laku, kebiasaan, pola pikir, gaya bicara, gaya berpakaian, dan lain-lain.
            Imitasi sendiri ada yang bersifat positif, ada juga yang bersifat negatif. Contoh positifnya adalah anak-anak akan menyalurkan pengetahuan yang baru didapatkannya melalui televisi, yaitu anak-anak dapat terdorong untuk bisa meniru tokoh dalam sinetron yang ditontonnya. Sedangkan dampak negatif, contohnya pada acara hiburan, yang didalamnya terdapat saling ngebuli (saling mengejek). Sehingga tindakan tersebut ditiru, khususnya oleh  pelajar yang kemudian ia pun mengejek temannya. Biasanya ejekan ini bisa dari bentuk fisik temannya, kebiasaan, hingga faktor ekonomi.
Selain imitasi, ada yang namanya identifikasi, yaitu kecenderungan atau keinginan untuk menjadi sama dengan pihak lain dengan cara meniru secara keseluruhan. Identifikasi ini hampir mirip dengan imitasi, tetapi identifikasi ini lebih mendalam dari imitasi karena dapat membentuk keperibadian seseorang. Biasanya identifikasi ini terjadi apabila kita memiliki cita-cita yang sama dengan tokoh idola kita di televisi, sehingga kita akan selalu menonton dan memerhatikan setiap idola kita tampil di televisi, bagaimana cara dia beraksi, sehingga kita yakin bahwa kita bisa menjadi seperti dia (idola kita).
Hal selanjutnya, yang sering ditayangkan di televisi adalah acara iklan, seperti iklan berbagai produk makanan, minuman, kosmetik, sabun, dan lain-lain. Sebenarnya sebagian besar iklan itu bersifat kurang baik, karena iklan bisa mensugesti orang yang melihat iklan  tersebut.
            Sugesti sendiri adalah suatu anjuran atau nasihat, pandangan maupun pendapat yang diberikan kepada orang lain agar orang lain tersebut meyakini kebenarannya. Ini artinya iklan   itu dapat memengaruhi konsumen agar membeli produk tersebut.
            Sebenarnya, terjadinya sugesti sendiri bukan karena faktor iklan yang ditayangkan, melainkan bisa juga karena faktor dari dalam diri seseorang yang menerima sugesti atau iklan itu. Faktor-faktor itu disebabkan karena :
1)      Terhambatnya daya berpikir kritis. Maksudnya, seseorang yang memiliki daya berpikir kritis yang lemah akan mudah mendapat sugesti dari pihak lain.
2)      Kempampuan berpikir terpecah belah (disosiasi). Hal ini akan terjadi, jika seseorang sedang dilanda kebingungan karena menghadapi berbagai persoalan. Sehingga orang tersebut akan mudah menerima saran atau pendapat dari orang lain, tanpa harus berpikir panjang.
3)      Orang yang ragu-ragu karena pendapat satu arah. Maksudnya pendapat itu hanya berasal dari satu pihak saja, seperti halnya pada contoh kasus iklan.
Selain itu semua, sebuah acara di televisi juga dapat memberikan suatu motivasi bagi para penontonnya. Banyak juga acara-acara di televisi yang mendidik atau memberikan motivasi-motivasi kepada penontonnya agar hidup sukses. Sehingga banyak para penonton yang termotivasi untuk melakukan suatu perbuatan, dan biasanya perbuatan yang positif, karena motivasi sendiri adalah suatu dorongan yang muncul terhadap seseorang yang bisa berasal dari diri sendiri ataupun diberikan oleh seseorang, dengan tujuan agar menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.
Akan tetapi, karena pada zaman sekarang ini semakin banyak dan bertambahnya stasiun televisi di Indonesia, maka hal ini akan membuat sebuah persaingan antar stasiun televisi. Persaingan adalah sebuah perjuangan berbagai pihak untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan persaingan disini adalah untuk berebut perhatian hati pemirsa.
Namun, semakin tinggi nilai persaingan tersebut malah membuat para stasiun-stasiun televisi itu lebih mengutamakan nilai rating program acaranya dan melupakan hal-hal positif yang seharusnya ditampilkan. Oleh sebab itu, diperlukan kejelian untuk memilah dan memilih tayangan televisi yang layak untuk ditonton dan yang bermanfaat bagi kita, sehingga kita dapat mengambil dan meniru hal-hal positif yang ada di sebuah acara itu.
Jadi kesimpulannya, media televisi ini sangat berperan dalam terjadinya interaksi sosial, media televisi ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat. interaksi sosial memiliki syarat adanya kontak dan komunikasi, selain itu memiliki faktor pendorong seperti imitasi, identifikasi, sugesti,motivasi dll. Akan tetapi, televisi juga bisa bersifat negatif, apalagi untuk kalangan anak-anak. karena ada televisi yang menayangkan acara yang kurang baik untuk anak-anak. Oleh karena itu, orang tua juga perlu mengawasi, membimbing, dan mendampingi anak-anaknya agar menonton sebuah acara yang menampilkan hal-hal positif yang bermanfaat dan dapat ditiru oleh anak-anak.

0 comments:

Post a Comment

Footer

Footer
Footer

Text Widget

Copyright © Kumpulan Tugas Sekolah Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com