Sejarah
Fotografi
Sejarah fotografi saat ini, berhutang
banyak pada beberapa nama yang memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi
perkembangan fotografi sampai era digital sekarang. Tercatat nama Al Hazen,
seorang pelajar berkebangsaan Arab yang menulis bahwa citra dapat dibentuk dari
cahaya yang melewati sebuah lubang kecil pada tahun 1000 M. Kurang lebih 400
tahun kemudian, Leonardo da Vinci, juga menulis mengenai fenomena yang sama. Namun,
Battista Delta Porta, juga menulis hal tersebut, sehingga dia yang dianggap
sebagai penemu prinsip kerja kamera melalui bukunya, Camera Obscura.
Awal abad 17, Ilmuwan Italia, Angelo
Sala menemukan bahwa bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan
berubah menjadi hitam. Bahkan saat itu, dengan komponen kimia tersebut, ia
telah berhasil merekam gambar-gambar yang tak bertahan lama.
Pada 1727, Johann Heinrich Schuize memastikan
bahwa komponen perak nitrat menjadi hitam karena cahaya dan bukan oleh panas.
Sekitar tahun 1800, Thomas Wedgwood berkonsentrasi
sebagaimana juga Schuize, membuat gambar-gambar negatif, pada kulit atau kertas
putih yang telah disaputi komponen perak dan menggunakan cahaya matahari
sebagai penyinaran.
Tahun 1824, Joseph Nieephore Niepee,
seorang lithograf berhasil membuat gambar permanen pertama yang dapat disebut
Foto.
Tahun 1829, Niepee bekerja sama dengan
Daguerre, tapi Niepee meninggal dunia pada tahun 1833. Tanggal 7 Januari 1839,
Daguerre mengumumkan hasil penelitiannya selama ini kepada Akademi Ilmu
Pengetahuan Perancis. Hasil kerjanya yang berupa foto-foto yang permanen itu
disebut Daguerretype, yang tak dapat diperbanyak (reprint).
25 Januari 1839, William Henry Fox
Talbot, seorang ilmuwan Inggris, memaparkan hasil penemuannya (tepatnya tahun
1834) berupa proses fotografi moderen kepada Institut Kerajaan Inggris. Berbeda
dengan Daguerre, ia menemukan sistem negatif-positif (bahan dasar : perak
nitrat, diatas kertas). Walau telah menggunakan kamera, sistem itu masih
sederhana seperti apa yang sekarang kita istilahkan : Contactprint (print yang
dibuat tanpa pembesaran / pengecilan) dan dapat diperbanyak. Juni 1840, Talbot
memperkenalkan Calotype, perbaikan dari sistem sebelumnya, juga menghasilkan
negatif diatas kertas.
Oktober 1847, Abel Niepee de St Victor,
keponakan Niepee, memperkenalkan pengunaan kaca sebagai base negatif
menggantikan kertas.
Januari 1850, Robert Bingham,
memperkenalkan penggunaan Collodion sebagai emulsi foto, yang saat itu cukup
populer denga sebutan Wet-Plate Fotografi. Setelah berbagai perkembangan dan
penyempurnaan, penggunaan roll film mulai dikenal.
Juni 1888, George Eastman, seorang
Amerika, menciptakan revolusi fotografi dunia hasil penelitiannya sejak 1877. Ia
menjual produk baru dengan merek Kodak berupa sebuah kamera box kecil dan
ringan, yang telah berisi roll film (dengan bahan kimia Perak Bromida) untuk
100 exposure.
Sejarah fotografi di Indonesia dimulai
semenjak tahun 1840an ketika seorang berkebangsaan Belanda bernama Jurrian
Munich mendapat tugas mengunjungi Indonesia untuk mendokumentasikan sejumlah
tanaman-tanaman dan berbagai kondisi alam di Indonesia. Dalam hal ini,
fotografi hanya digunakan untuk kepentingan politik dalam proses pengambilan
keputusan di Belanda terhadap Indonesia. Sejarah mencatat bahwa komersialisasi
industri jasa fotografi di Indonesia dimulai di Batavia pada sekitar tahun
1857an oleh dua orang berkebangsaan Inggris yaitu Albert Walter Woodbury dan
James Page. Mereka membuka studio fotografi profesional yang pertama di
Indonesia. Adapun fotografer asal Indonesia pertama yang tercatat dalam sejarah
adalah Kasian Cephas lahir di Yogyakarta pada sekitar tahun 1845 yang kemudian
berprofesi sebagai fotografer resmi kraton Yogyakarta. Memasuki fase revolusi,
nama mendur bersaudara yaitu Alex Mendur dan Frans Mendur adalah dua nama yang
banyak mendokumentasikan berbagai peristiwa penting dimasa revolusi yang
termasuk didalamnya adalah peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945. Hingga kini.
Perkembangan fotografi terus mengalami perkembangan dan berevolusi menjadi
film-film digital yang mutakhir tanpa menggunakan roll film.
Sumber :
Huda, A.N. (____).
Sejarah Awal Mula Fotografi Dunia. Diperoleh
4 Maret 2018, dari
sejar-a.pdf.
0 comments:
Post a Comment