Resume
Persepsi Inti
Komunikasi
Prof. Deddy
Mulyana, M.A., Ph.D.
Buku Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar, Agustus 2015 Bandung
Di abad 19 banyak ilmuan berpendapat
bahwa alat indra menangkap sesuatu yang nyata dan terjamin kebenarannya. Namun
para ilmuan modern membantah hal tersebut, mereka berpendapat bahwa sesuatu
yang ditangkap alat indra dipengaruhi oleh kondisi pikiran setiap orang. Jadi
meskipun alat indra setiap orang menerima rangsangan yang sama tentang sesuatu,
namun informasi yang ditangkapnya bisa jadi berlainan antara satu orang dengan
yang lain, dan hal inilah yang disebut dengan persepsi. Persepsi disebut
sebagai inti komunikasi karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin
kita dapat berkomunikasi dengan baik.
Proses persepsi meliputi:
1. Sensasi (Pengindraan)
Rangsangan yang kita terima akan diteruskan ke otak
lewat panca indra untuk ditafsirkan pengindraan (penglihatan, pendengaran,
penciuman, pengecapan, dan sentuhan).
2. Atensi (Perhatian)
Sebelum kita merespon atau menafsirkan suatu rangsangan,
terlebih dahulu kita harus memperhatikan rangsangan tersebut. Umumnya kita
hanya dapat memperhatikan satu rangsangan saja, karena jika kita memperhatikan
dua atau lebih rangsangan pada saat yang sama, kualitas perhatian kita pada
rangsangan-rangasangan tersebut akan berkurang.
3. Interpretasi (Penafsiran)
Interpretasi dilakukan untuk merespon rangsangan
yang diterima. Kita tidak dapat menginterpretasikan makna objek secara langsung,
melainkan dengan cara menafsirkan makna informasi yang mewakili objek tersebut.
Persepsi
manusia terbagi dua :
1.
Persepsi terhadap objek (lingkungan fisik)
§ Yang dipersepsi adalah benda
§ Yang dilihat hanya sifat luar dari objek
§ Objek tidak bereaksi terhadap kita
§ Rangsangan yang ditangkap alat indra melalui
benda-benda fisik
Dalam mempersepsi lingkungan fisik, kita
terkadang melakukan kekeliruan. Faktor yang mempengaruhinya adalah latar
belakang psikologis, budaya, dan pengalaman.
2.
Persepsi Sosial (terhadap manusia)
§ Yang diperserpsi adalah manusia
§ Yang dilihat sifat-sifat luar dan dalam
§ Bersifat dinamis (selalu berubah-ubah)
§ Rangsangan disampaikan melalui lambang verbal dan
nonverbal
Beberapa prinsip yang menyebabkan
perbedaan persepsi sosial antara lain:
a. Persepsi berdasarkan pengalaman
Pandangn kita terhadap lingkungan fisik dan sosial
sangat bergantung pada pengalamaan saat sosialisasi yang kita dapat. Tidak
adanya pengalaman dalam menghadapi suatu objek bisa membuat seseorang
menafsirkan objek tersebut berdasarkan pengalamannya yang mirip.
b. Persepsi bersifat selektif
Perhatian kita pada suatu rangsangan merupakan
faktor yang menentukan selektivitas kita atas rangsangan tersebut. Jadi setiap
orang akan memperhatikan aspek yang berbeda terhadap objek yang ditemuinya.
c. Persepsi bersifat dugaan
Dugaan diperlukan untuk membuat kesimpulan
berdasarkan informasi yang tidak lengkap yang telah ditangkap pengindraan kita.
d. Persepsi bersifatevaluatif
Tidak ada persepsi yang bersifat objektif, karena
pada dasarnya persepsi bersifat pribadi dan subjektif.
e. Persepsi bersifatkontekstual
Untuk meletakkan objek pada suatu konteks tertentu,
kita menggunakan prinsip-prinsip, yaitu:
1. Struktur objek atau kejadian berdasarkan
kemiripan dan kelengkapan.
2. Cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau
kejadian yang terdiri dari objek dan
latar
belakngnya.
Persepsi juga terikat oleh budaya. Larry A. Samovar
dan Richard E. Porter mengemukakan enam unsur budaya yang secara langsung
mempengaruhi persepsi antara lain:
v Kepercayaan, nilai, dam sikap
Kepercayaan dan nilai-nilai yang kita anut sehubungan
dengan suatu objek akan mempengaruhi sikap kita terhadap objek tersebut.
v Pandangan dunia
Pandangan dunia berkaitan erat dengan orientasi
suatu budaya terhadap hal-hal seperti Tuhan, kemanusiaan, alam semesta, dll.
v Organisasi sosial
Keluarag dan sekolah merupakan organisasi sosial yang
paling berperan kaitannya dengan persepsi. Keluarga memberi banyak pengaruh
budaya kepada anak, sedangkan sekolah diberi tanggung jawab untuk mewariskan
dan memelihara suatu budaya.
v Tabiat manusia
Pandangan kita tentang siapa kita, bagaimana sifat
dan watak kita, mempengaruhi cara kita mempersepasi lingkungan fisik dan sosial
kita.
v Orientasi kegiatan
Pandangan kita terhadap aktivitas terlihat dari
orientasi kita mulai dari Being (siapa seseorang) hingga Doing (apa yang
dilakukan sesesorang). Dalam suatu budaya mungkin terdapat dua kecenderungan
ini, namun salah satu biasanya dominan.
v Persepsi tentang diri dan orang lain
Masyarakat kolektivis mempunyai konsep yang berbeda
mengenai diri dan hubungannya dengan orang lain, mereka mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi dengan orang yang berbudaya individualis.
Beberapa
bentuk kekeiruan dan kegagalan komunikasi adalah sebagai berikut.
a) Kesalahan atribusi, bisa terjadi ketika kita salah
menafsirkan atau tidak memahami penyebab perilaku orang lain.
b)
Efek halo, yaitu
kesalahan persepsi yang disebabkan karena salah mempersepsikan seseorang pada
kesan pertama
c)
Stereotip, cara
pandang terhadap suatu kelompok dimana cara pandang tersebut digunakan pada
setiap kelompok tersebut. Kita memperoleh informasi dari pihak kedua maupun
media, sehingga kita cenderung untuk menyesuaikan informasi tersebut agar
sesuai dengan pemikiran kita.
d) Prasangka, yakni sikap tidak adil terhadap seseorang
atau suatu kelompok.
e)
Gegar budaya, suatu
bentuk ketidak mampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan baru dan
orang-orang baru.
0 comments:
Post a Comment